RAHASIA MENAKJUBKAN DARI JIWA-JIWA DI API PENYUCIAN
Suatu
hari saat diriku sedang berkunjung ke rumah seorang teman, terlihat
olehku sebuah buku kecil warna biru dengan layout yang cukup mengundang
penasaran diriku. Lalu kuambil buku itu dan kubaca judulnya " RAHASIA
MENAKJUBKAN DARI JIWA-JIWA DI API PENYUCIAN". Setelah halaman demi
halaman kubaca..hatiku begitu berdebar-debar dan aku merasa bahwa tidak
ada waktu lagi untuk menunda-nunda pertobatan kita. Kuberharap banyak
orang terutama yang seiman, mengetahu akan adanya Api Penyucian itu.
Berikut ini adalah sebagian cuplikan dari buku tersebut, semoga dapat
menggugah hati para pembaca untuk mulai merenungi hidupnya dan berjuang
lebih baik lagi, semoga kita semua. Amin Segalanya bagi Tuhan.
Siapakah Maria Simma itu?
Dia
adalah seorang wanita sederhana yang sejak masa kecilnya telah berdoa
banyak bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian. Ketika dia berusia 25 tahun, dia
dianugerahi sebuah karisma yang istimewa di dalam Gereja yang sangat
jarang dijumpai, yaitu karisma untuk dikunjungi oleh jiwa-jiwa di Api
Penyucian. Dia adalah seorang Katolik yang tekun dan sangat rendah hati.
Diapin sangat sederhana juga hidupnya. Dia sangat didukung oleh
imam-imam dan uskupnya.
Awal Mula
Maria
Simma dikunjungi oleh suatu jiwa dari Api Penyucian untuk pertama
kalinya pada tahun 1940 sekitar pukul 3 atau 4 pagi di kamar tidurnya.
Waktu itu dia menyangka ada orang yang masuk ke dalam kamarnya.orang itu
berjalan maju mundur dengan rasa tidak sabar di sekeliling ruangan.
Dia menyuruh orang itu pergi namun tidak ada sahutan, dan ketika Maria
memegang orang itu, yang terasa hanya udara kosong..
Malam
berikutnya pria itu kembali lagi, orang (jiwa)yang sama. Lalu
berdasarkan saran dari penasehat rohaninya, Maria Simma menanyakan apa
yang diinginkan oleh jiwa itu darinya. Jiwa tersebut ternyata
menginginkan agar dilakukan upacara Misa Kudus sebanyak 3 kali agar jiwa
tersebut dilepaskan (dari Api Penyucian). Setelah itu Maria Simma
mendapat kunjungan lebih banyak jiwa lagi dari Api Penyucian.
Sebuah Luka Kasih.
Apakah yang diminta jiwa-jiwa tersebut dari Maria Simma?
Sebagian
besar mereka meminta lebih banyak Misa Kudus dilaksanakan dan
orang-orang itu akan hadir di dalam Misa Kudus itu. Mereka juga meminta
doa-doa Rosario serta Jalan Salib.
Jadi
apakah Api Penyucian itu? Api Penyucian adalah sebuah tempat kerinduan,
kerinduan setengah mati kepada Allah, kerinduan akan Allah yang kita
kenal, karena kita telah melihat Dia namun belum bisa menyatu
denganNya.Suatu penundaan yang ditimbulkan oleh ketidakmurnian jiwa,
sebuah penundaan dari pelukan Allah.
Tidak
ada jiwa di Api Penyucian yang ingin kembali ke dunia ini. Karena
mereka memiliki pengetahuan yang jauh lebih tinggi dari kita. Mereka
hanya tidak bisa memutuskan kembali ke dalam kegelapan dunia.
Kerinduan yang begitu besar terhadap Allah, menyebabkan jiwa-jiwa
tersebut dengan keinginannya sendiri pergi ke Api Penyucian untuk
membersihkan diri/memurnikan dirinya agar benar-benar layak menghadap
Tuhan.
Kita
dapat melihat perbedaan penderitaan di Api Penyucian dan di bumi. Dalam
Api Penyucian, meskipun rasa sakit yang dialami suatu jiwa amat
mengerikan, masih ada kepastian untuk hidup selamanya bersama Allah, Ia
adalah sebuah kepastian yang tak tergoyahkan. Kebahagiaannya lebih besar
daripada rasa sakitnya. Tak ada di dunia ini yang bisa membuat mereka
ingin kembali tinggal di sini, di mana orang tak pernah merasakan
kepastian dalam segala hal.
Pada
saat kematian orang bisa melihat Allah secara samar-samar, namun
semuanya sama, dalam suatu tingkatan kecerahan tertentu dimana hal ini
sudah cukup untuk menimbulkan kerinduan yang besar dalam dirinya.
Kemurahan Hati Mengatasi Segala Dosa
Bunda Maria sering datang ke Api Penyucian untuk menghibur dan menyemangati jiwa-jiwa tersebut. Pada
hari Natal, hari Para Kudus, Jumat Agung, Pesta kenaikan Bunda Maria ke
Surga dan Kenaikan Yesus, Bunda Maria melepaskan jiwa-jiwa itu.
Banyak
orang atau jiwa yang masuk ke Api Penyucian karena melakukan dosa-dosa
terutama yang melawan kemurahan hati, melawan kasih kepada tetangga,
hati yang keras, kekejaman, memfitnah dan mengumpat, dan diantara semua
itu tindakan ternoda yang paling jelek yang membutuhkan pemurnian yang
panjang adalah perbuatan memfitnah dan berkata hal-hal yang jelek.
Suatu
hari Maria Simma dimintai tolong untuk mencari tahun apakah seorang
wanita dan seorang pri tertentu berada di Api Penyucian, dan sangat
mengejutkan ternyata wanita ini telah berada di Surga, sedangkan si pria
itu berada di Api Penyucian. Padahal kenyataannya wanita ini telah mati
ketika ia melakukan tindakan aborsi sementara si pria sering pergi ke
gereja serta menjalani kehidupan yang baik dan berdevosi.
Lalu
Maria Simma mencari informasi lebih jauh lagi dan mengira bahwa yang
dilihatnya itu salah, tetapi ternyata tidak, dia memang benar. Kedua
orang itu mati pada saat yang sama, namun wanita itu mengalami
pertobatan yang sungguh-sungguh dan dia sangat rendah hati. Sementara si
pria sering mengkritik orang lain. Dia selalu mengeluh dan berbicara
hal-hal jelek tentang orang lain. Inilah sebabnya Api Penyucian bagi
pria itu begitu lama. Maria Simman Menyimpulkan " Kita tidak boleh menghakimi penampilan seseorang".
Dosa
lain yang melawan kemurahan hati adalah penolakan-penolakan kita
terhadap beberapa orang tertentu yang tidak kita sukai, penolakan kita
untuk berdamai, penolakan kita untuk mengampuni serta segala sikap
kebencian di dalam diri kita.
Maria
Simma juga mengisahkan tentang seorang wanita yang dia kenal baik.
Wanita ini meninggal dan masuk Api Penyucian. Di tempat yang paling
mengerikan dari Api Penyucian, dengan penderitaan yang paling mengerikan
pula di situ. Ketika dia datang kepada Maria Simma, dia menjelaskan
mengapa (dia ada di tempat itu) : Dia memiliki seorang teman sesama
wanita, dan di antara keduanya terjadi permusuhan yang besar, yang
sebenarnya dahului oleh dia sendiri. Dia mempertahankan permusuhan itu
selama bertahun-tahun, meskipun sahabatnya telah berkali-kali minta
berdamai dengannya, minta rekonsiliasi. Namun setiap kali dia
menolaknya. Ketika dia menderita sakit yang berat, dia tetap saja
menutup pintu hatinya, menolak untuk berdamai yang ditawarkan oleh
sahabatnya itu, hingga saat kematiannya tiba.
Siapakah yang berpeluang besar memasuki Surga?
Mereka yang memiliki hati yang baik kepada setiap orang. Kasih mengatasi banyak dosa. Ada
sarana yang dapat digunakan di dunia ini untuk menghindari Api
Penyucian dan bisa langsung masuk Surga, yaitu kita harus berbuat banyak
bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian, karena mereka nanti akan menolong
kita. Kita harus rendah hati, karena ini adalah senjata kuat untuk
melawan kejahatan, melawan setan. Kerendahan hati mengusir pergi setan.
Sebuah
kesaksian menarik diungkapkan oleh Pastor Berlioux tentang pertolongan
yang ditawarkan oleh jiwa-jiwa ini kepada mereka yang telah menolong
jiwa-jiwa tersebut dengan doa-doa dan kurban. Dia bercerita tentang
seseorang yang secara khusus berbakti bagi jiwa-jiwa malang di Api
Penyucian dan dia mempersembahkan hidupnya untuk menolong mereka.
"
Pada saat kematiannya, dia diserang dengan ganas sekali oleh setan yang
melihat dia akan lolos dari cengkeramannya. Nampaknya bahwa penghuni
lembah bersatu untuk melawan dia, mengerumuni dia dengan
serangan-serangan yang mematikan.
Wanita
yang sedang sekarat itu berjuang dengan penuh sengsara untuk beberapa
saat, ketika tiba-tiba dia melihat ada kerumunan orang-orang tak dikenal
memasuki apartemennya dimana orang-orang tadi dalam keadaan keindahan
berkilau-kilauan, yang membuat setan berlarian menjauh dan orang-orang
ini mendekati tempat tidurnya, berbicara kepadanya untuk memberinya
penghiburan dan dorongan semangat yang sangat menyenangkan. Dengan
nafasnya yang terakhir dan dengan sukacita yang besar dia berteriak: "
Siapakah engkau? Siapakah engkau yang telah berbuat baik kepadaku?"
Tamu-tamu
yang bijaksana itu menjawab:"Kami adalah para penghuni Surga dimana
pertolonganmu telah membawa kami kepada Kesucian, dan kami pada
gilirannya datang dan berterima kasih untuk menolongmu melewati batas
keabadian dan menyelamatkanmu dari tempat yang menyedihkan ini, untuk
membawamu kepada kebahagiaan dari Kota Suci."
Dengan
kalimat ini nampak sebuah senyuman menyungging di wajah wanita yang
sekarat itu, matanya tertutup dan dia tertidur di dalam damai Allah.
Segalanya bagi Tuhan.
(Dicuplik dari buku Rahasia menakjubkan dari Jiwa-Jiwa di Api Penyucian karangan Suster Emmanuel dari Medjugorje)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar